Kawah Putih Menunggu Untuk dijamah
Kawah Putih Ciwidey bukan sekadar destinasi wisata, ia adalah panggung besar di mana alam bermain dengan warna dan aroma, menciptakan pengalaman yang menolak untuk didefinisikan dengan kata “biasa”. Saat kaki pertama kali menjejak tanahnya, udara dingin bercampur aroma belerang menyelinap masuk ke hidung—bukan sebagai gangguan, melainkan sebagai undangan untuk melupakan standar kenyamanan yang Anda kenal. Permukaan danau berwarna toska pucat, seperti kanvas yang sengaja diwarnai terlalu lembut, seolah takut menyinggung mata. Namun di balik ketenangan itu, ada rasa “asing” yang memikat, membuat kita sadar bahwa keindahan tidak selalu lahir dari sesuatu yang sempurna atau menyenangkan.
Di sini, suara menjadi hal yang jarang. Hanya ada desir angin yang menyapu permukaan kawah, sesekali diiringi percikan halus air yang jatuh dari ranting. Kabut tipis turun seperti tirai panggung, membungkus pohon-pohon mati yang berdiri kaku—saksi bisu dari masa lalu geologi yang penuh ledakan dan gemuruh. Anehnya, suasana sunyi itu justru menimbulkan rasa aman, seperti berada di dalam rahim bumi sendiri. Kawah Putih memaksa Anda untuk pelan, untuk berhenti memotret dan mulai mendengar napas alam yang panjang dan dalam. Setiap langkah terasa seperti menulis kalimat baru di buku harian yang tidak pernah Anda sadari sebelumnya.
Banyak yang datang hanya untuk foto, lalu pulang dengan koleksi gambar yang terlihat serupa di media sosial. Tapi Kawah Putih menawarkan sesuatu yang lebih halus—sebuah percakapan diam-diam antara manusia dan bumi. Aroma belerang adalah bahasa, warna air adalah intonasi, dan diamnya kabut adalah jeda yang memberi makna. Jika Anda mau mendengar, tempat ini mengajarkan bahwa keindahan sejati sering kali lahir dari luka; kawah ini dulunya adalah ledakan kemarahan alam, namun kini menjadi ruang hening yang memeluk pengunjungnya. Di sini, Anda tak sekadar melihat pemandangan, Anda menjadi bagian dari cerita panjang yang ditulis lava, air, dan waktu. Kawah Putih bukan hanya destinasi wisata, melainkan pengalaman spiritual yang menyamarkan diri sebagai objek wisata.
Amenities
- Shelter / tempat Berteduh
Reviews (2)
Mulyana ParkPlace
04 Feb, 2025
Imam Setiadi
16 Jul, 2021
Luarbiasa, gk nyesel ke tempat ini Maha Suci dan Maha besar Allah SWT