Candi Cangkuang merupakan satu-satunya peninggalan kerajaan Agama Hindu dari abad ke-8 yang berada di Jawa Barat. Beralamat lengkap di Jalan Darajat Leuwigoong, Cangkuang Kec. Leles Kabupaten Garut Jawa Barat 44119. Lokasi Candi Cangkuang secara demographis Pemerintahan berada di Kecamatan Leles kabupaten Garut yang jaraknya berdurasi sekitar 45 menit dari Pusat Kota. Candi Cangkang ini terletak disebuah Pulau bernama Kampung Pulo dan berada di tengah danau yang juga bernama cangkuang, yaitu Situ Cangkuang. Pada tahun 1960an dilakukan pemugaran, 1970an sudah ramai pengunjung berwisata.
Keunikan dari Candi Cangkuang adalah kombinasi pemandangan yang luar biasa indah,mulai dari hamparan pesawahan,bukit, pegunungan dan perkampungan sekitar danau. Keunikan lainnya dipulau ini selain Candi terdapat juga makam penyebar agama islam dari abad ke 17 (makam eyang Embah Dalem ARIEF MUHAMAD) yang letaknya persis berdampingan dengan Candi tersebut dan sampai sekarang masih sering dijadikan tempat ber-ziarah masyarakat sekitar maupun luar daerah. Konon menurut cerita Arief Muhamad mempunyai keturunan tujuh orang anak , yang terdiri dari enam anak perempuan dan satu anak laki-laki.Yang mana keturunan beliau ini, disimbolkan dengan bangunan adat Kampung Pulo yaitu enam rumah dan satu mesjidnya. Sampai sekarang rumah adat ini masih berdiri kokoh dengan segala adat dan budayanya yang masih dipertahankan oleh pendudu-knya. Candi Cangkuang juga memiliki ke-arifan lokal yang sangat khas dan unik, yaitu berdampingannya 2 kebudayaan, dari 2 agama berbeda dalam 1 lokasi. Kedatangan Arief Muhamad untuk menyebarkan agama Islam tidak begitu saja menghapus budaya Hindu. Hal ini dapat dilihat dari budaya Hindu yang masih melekat dalam kehidupan penduduk Cangkuang, seperti: Dilarang berkunjung untuk alasan ke-rohanian pada hari Rabu (hari yang disucikan agama Hindu), melakukan upacara memandikan benda dan barang pusaka, melakukan syukuran dll.
Candi Cangkuang
Di pulau ini bisa juga kita temukan pohon Cangkuang, pohon yang mirip dengan pohon pandan dan daunnya sering digunakan penduduk sekitar untuk membuat tikar atau anyaman dan kerajinan tangan. Pohon Cangkuang dipercaya sebagai sejarah awal mula nama dari Candi, danau dan Kampung atau Desa Cangkuang. Selain itu ada juga museum kecil dengan benda-benda kuno peninggalan jaman dahulu, batuan asli dari Candi Cangkuang, naskah Khotbah ‘Iedul Fitri sepanjang 167cm, lukisan ilustrasi Embah Eyang Arief Muhamad dan masih banyak lagi.
Untuk membuat kunjungan anda lebih berkesan, nyaman dan mendapatkan pengalaman yang lebih dari sekedar tour biasa, kami menyediakan paket wisata tour cangkuang yang bisa juga dikombinasikan dengan paket makan diatas rakit, pemandu ber-sertifikat, pengawalan bis (dikarenakan akses jalan kecil dan ada beberapa tikungan tajam) parkir, tiket masuk, fungames,dll. Pokoknya anda dan rombongan tinggal duduk manis dan menikmati kunjungan dengan kesan memuaskan.
Fasilitas
Fasilitas wisata di Kawasan Candi Cangkuang ada banyak hal standar yang diperlukan wisatawan. Fasilitas Candi Cangkuang di Kampung Pulo Garut ini, yaitu :
Fasum Fasos nya :
- Masjid
- Toilet
- Kamar Mandi
Fasiltas wisata nya :
- Tourist Information Center
- Museum Candi Cangkuang
- Gazeboo/saung
- Spot selfie
- Pasar Wisata
Biaya & Rute
Untuk menuju ke-pulau tersebut, dari Pusat Kota Garut anda hanya perlu mengikuti jalan utama Garut-Bandung, dan setelah sampai di alun-alun Kecamatan Leles, anda tinggal berbelok ke-sebelah kanan dan mengikuti jalan tersebut sampai di area parkir Candi Cangkuang. Setelah tiba di area parkir, untuk menuju kepulau tersebut,anda bisa menyebrangi danau dengan menaiki rakit tradisional . Anda juga bisa ber-foto dengan background danau dan pegunungan yang sangat memanjakan mata. Sesekali dapat anda saksikan aktifitas dari para nelayan lokal di sekitar danau. Penyebrangan ini dilakukan sekitar 10 menit. Untuk menyebrang dengan rakit anda cukup membayar rp.5000 rupiah /orangnya dengan kapasitas maksimal 20 orang atau sewa /rakit dengan harga 100.000 rupiah/rakitnya. Dan untuk tiket masuk, anda hanya perlu membayar Rp.5000 rupiah/orang atau sewa/rakit dengan harga Rp.100.000 rupiah/rakitnya. Setelah menyebrang dengan menggunakan rakit/getek, anda tinggal berjalan kaki kurang lebih 5 menit untuk sampai di Kampung Pulo. Selama perjalanan anda akan melewati Pasar Wisata yang diisi oleh para pedagang yang menjajalkan dagangannya. Anda juga bisa membeli oleh-oleh khas Candi Cangkuang disini antara lain : Kerajinan Tangan, miniatur rakit, miniatur Candi Cangkuang, dan juga BURAYOT (makanan khas daerah Leles dan Garut).
Larangan dan Aturan Di Candi Cangkuang
Candi Cangkuang merupakan tempat yang sakral bagi penduduk sekitar, maka itu para penduduk lokal sangat mempercayai larangan-larangan yang ada di Kampung Pulo ini. Larangan-larangan kearifan lokal Kampung Pulo berlaku bagi semua orang baik Pribumi maupun Pendatang yang mengunjungi Kampung Pulo dan Candi Cangkuang.
Larangan-larangan yang berlaku di Kampung Pulo antara lain:
- Dilarang berkunjung untuk alasan ke-rohanian pada hari Rabu (Hari Rabu disucikan oleh penganut agama Hindu)
- Dilarang menabuh gong besar di area Kampung Pulo (Sejak putra dari Arief Muhamad meninggal karena tertimpa gong besar)
- Dilarang memelihara binatang besar ber-kaki empat: Kerbau, sapi, kambing dll (Karena sebagian besar penduduk Kampung Pulo memenuhi kebutuhan hidup dengan bertani, dikhawatirkan hewan ini akan merusak hasil tani penduduk, akan merusak atau mengotori tempat sakral di kampung pulo)
- Dilarang menambah atau mengurangi jumlah banguan pokok yang ada di kampung pulo
FAQ
Pertanyaan yang sering muncul di Mesin Pencarian Google tentang Candi Cangkuang :
- P: Berapa tiket Situ Cangkuang?
- J: "5000 rupiah"
- P: Candi Cangkuang ditemukan tahun berapa?
- J:"1960"
- P: Candi Cangkuang peninggalan siapa?
- J: "peninggalan kerajaan Agama Hindu dari abad ke-8 yang berada di Jawa Barat"
18